Software Quality Assurance — User Acceptance Test ( UAT )
Sofware Quality Assurance merupakan serangkaian prosedur yang dilakukan oleh QA Engineer dan QA Tester untuk memastikan bahwa produk yang dikembangkan sesuai dengan standar.
Seorang QA Tester memiliki tugas utama melaksanakan pengujian terhadap perangkat atau emulator, membuat alur pengujian, serta membuat laporan dari hasil pengujiannya
Sedangkan QA Engineer biasanya bertugas untuk membuat program pengujian otomatis, membuat laporan pengujian, memberikan masukan atas aplikasi yang diuji, serta berkomunikasi dengan pihak-pihak yang berkepentingan, seperti pengembang UI/UX, back end atau product manager.
Pengujian software itu penting karena bug atau error suatu software bisa mengakibatkan kerugian yang besar atau bahkan dapat membahayakan. Seperti contoh kasus mobil Nissan menarik lebih dari 1 juta mobil dari pasar karena kegagalan software pada detektor sensor kantung udara yang mengakibatkan kecelakaan karena kegagalan software.
Ada berbagai macam jenis testing seperti usability test, performance test, stress test, user acceptance test dan lain sebagainya. Namun kali ini saya akan membahas mengenai user acceptance test.
User Acceptance Test ( UAT ) biasanya dilakukan oleh QA pemula dimana testing dilakukan pada putaran terakhir proses pengujian yaitu sebelum sistem diserahkan kepada end user dengan menggunakan dokumen test case untuk dipresentasikan di akhir ke user atau client
Langkah yang dilakukan sebelum testing
- Review dan mengerti requirements dai suatu software yang dibuat
- Membuat test case yang jelas
Adapun hal yang diperhatikan dalam membuat test case adalah:
- Berfikir kritis : Memposisikan diri sebagai end user
- Normal dan Abnormal case : Membuat test case yang tidak terduga
- Membuat test step yang jelas : Membuat step by step yang harus dilakukan untuk pengjian dari masing masing test case
- Membuat expected result : Membuat hasil yang diinginkan dari masing — masing test case
- Menuliskan actual result : Menuliskan hasil sesuai dengan kenyataan pada masing — masing test case
Setelah melakukan test case sebagai QA harus kembali melaporkan kepada developer bug yang ditemukan dan dilakukan perbaikan serta pengecekan ulang kembali sesuai dengan expected result hingga software bisa digunakan oleh end user.
Berikut contoh test case yang saya lakukan menggunakan User Acceptance Test pada Tiket.com. Setiap perusahaan telah mempunyai template scenario software test masing masing. Ini hanya merupakan contoh test case yang saya buat menggunakan scenario yang saya buat sendiri.
Pada case ini saya melakukan screnario test case pada halaman cari tiket pesawat menggunakan tools qace.io. test case ini berakhir apabila halaman pencarian tiket pesawat tampil.
Langkah pertama yang dilakukan untuk melakukan testing menggunakan qase.io adalah membuat akun pada qase.io
- Membuat akun pada halaman qase.io
Qase.io merupakan sistem manajemen pengujian untuk tim Dev dan QA yang membantu meningkatkan upaya pengujian perangkat lunak
2. Membuat New Project
Setelah membuat akun, untuk memulai sebuah test case kita dapat memulai dengan membuat new project pada qase.io
Setelah dibuat new project, kita dapat membuat detail tes case pada sistem dengan cara membuat repository. Pada bagian test case kali ini saya telah membuat sebuah repository test untuk rute penerbangan sekali jalan pada halaman website tiket.com
Untuk menambahkan case dapat dilakukan dengan cara klik button case hingga muncul halaman dibawah ini
Setelah membuat repository case lanhkah selanjtnya adalah membuattest plans. Saat ini saya telah membuat satu test plans yaitu untuk rute sekalijalan pada halaman website tiket.com. Untuk menambahkan test plans lainnya dapat dengan cara klik tombol create plan
Setelah test plan dibuat kita dapat menjalankan test runs sesuai dengan test plans yang telah dibuat pada langkah sebelumnya.
Ini merupakan hasil running test yang telah saya lakukan untuk pengujian pada halaman tiket.com dimana memperlihatkan running sukses dengan status passed dengan kondisi hasil sesuai dengan yang diharapkan (Positive). Namun dalam sebuah pengembangan software jugadilakukan pengujian abnormal test dengan harapan hasil Negative. Sehingga end user merasa nyaman dalam menggunakan sebuah aplikasi
Qase.io dapat mempermudah QA dalam mendokumentasikan dokumen pengujian, sehingga lebih memudahkan dalam membaca laporan pengujian dan mempermudah dalam mempresentasikan hasil pengujian yang telah dilakukan oleh Quality Assurance.