Kitabisa.com New Feature Improvement Sensitive Content — UI/UX Case Study

Suci Andika
6 min readNov 3, 2021

--

CASE STUDY KITABISA.COM ( BANNER EDITED — CANVA )

Declaimer : Proyek ini merupakan bagian dari UI/UX Training Program yang diadakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika dengan Skilvul.com dan Kitabisa.com sebagai Challenge Partner. Saya tidak bekerja atau diikat dalam kontrak professional oleh Kitabisa.com.

LATAR BELAKANG

Kitabisa merupakan situs penggalangan dana serta donasi secara online, atau biasa disebut dengan crowdfunding. Melalui Kitabisa, Anda dapat menggalang dana bantuan bagi orang yang membutuhkan. Mulai dari biaya pengobatan, mendirikan rumah ibadah, sekolah, atau infrastruktur umum, beasiswa, hingga santunan untuk korban bencana alam.

Sumber : Kitabisa.com

Namun dalam menggalang dana donasi terkadang akan menampilkan gambar/foto yang mengandung konten yang sensitif yang memungkinkan memperlihatkan kondisi luka, dan lainnya, dimana sebagian orang tidak dapat untuk melihat gambar tersebut.

Salah satu dari interface design yang dirasa memperlukan peningkatan adalah fitur sensitif konten pada aplikasi Kitabisa.com. dimana user dapat melihat ataupun tidak pada gambar/foto yang menggandung unsur sensitif. Dengan adanya peningkatan fitur ini diharapkan user lebih nyaman dalam melakukan proses penggalangan dana maupun berdonasi.

Berbagai usaha peningkatan yang saya lakukan bersama tim merupakan usaha pembelajaran guna mengasah pemahaman dan keterampilan kita mengenai UI / UX design dari proses awal hingga akhir.

OBJEKTIF

Hal hal yang kami lakukan dalam peningkatan fitur sensitif konten ini diantaranya

  1. Memberikan gambar/foto yang sensitif dalam kondisi tidak terlihat dengan jelas (blur)
  2. Menyediakan fitur untuk dapat melihat gambar sensitif sesuai dengan keinginan user dan dapat menutup gambar kembali untuk kenyamanan dalam menggunakan aplikasi

PERAN DALAM TIM

Dalam melakukan proses peningkatan fitur pada platform kitabisa.com ini, saya berserta rekan satu tim saya Yuni Widiastiwi berperan sebagai UI/UX Designer. Adapun tugas yang saya lakukan :

  1. Berkolaborasi melakukan proses desain ( design process )
  2. Berkolaborasi untuk membuat user flow
  3. Membangun UI Design dan Prototype
  4. Melakukan user testing dengan interview

DESIGN PROCESS

Dalam kasus ini kami memilih menggunakan Design Thinking sebagai pendekatan design process yang kami lakukan. Design thinking memiliki peran penting untuk memastikan bahwa produk yang dirancang dapat memenuhi kebutuhan target users.

Photo by UX Indonesia on Unsplash

Design thinking adalah metode atau pendekatan yang digunakan untuk pemecahan masalah secara praktis dan kreatif dengan fokus utama pada users. Jadi, dalam pemecahan masalah, tim akan berusaha memahami apa kebutuhan users dan menghasilkan solusi paling efektif untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

Design thinking ini penting untuk dilakukan karena keputusan dibuat berdasarkan apa yang benar-benar diinginkan oleh pelanggan, bukan hanya dari data historis maupun asumsi. Dengan demikian, designer dapat menghasilkan sebuah produk atau layanan yang disukai oleh lebih banyak users.

  1. Empathize

Tahapan pertama adalah empathize atau empati dengan user. Artinya, pada tahapan ini kami harus mengenal dan memahami keinginan, kebutuhan, serta apa tujuan users ketika menggunakan sebuah produk.

Kami melakukan braistorming serta review pada aplikasi kitabisa.com untuk mencari informasi dan mencari kebutuhan ataupun keluhan serta apa yang dirasakan oleh user saat menggunakan platform kitabisa.com serta fitur fitur yang perlu ditingkatkan pada platform kitabisa.com sesuai dengan pengalaman user.

selain melakukan brainstorming, kita juga dibagi dalam per tim kelompok agar dapat memilah fitur secara lebih detail.

2. Define

Pada tahap Define ini, kami mengumpulkan semua informasi yang sudah diperoleh dari tahap sebelumnya kemudian melakukan pengamatan untuk mengetahui apa kebutuhan users.

Berikut beberapa informasi yang didapatkan kami menggambarkan sebuah ide berdasarkan pandangan user terhadap platform kitabisa.com. Adapun bentuk tahapannya dengan menuliskan kebutuhan user dan menggunakan pengetahuan mengenai kondisi yang terjadi.

3. Ideate

Setekah kami memahami pengguna dan kebutuhan mereka lewat tahap empati, kami menganalisis pengamatan di tahap define. Nah, di tahapan ini kami mulai berpikir out of the box untuk mencari solusi dari masalah yang dihadapi user.

Setelah memahami apa masalah pengguna dan menganalisis informasi-informasi tersebut, kami menghasilkan ide-ide solutif yang dapat digunakan untuk mengatasi berbagai masalah yang sudah didefinisikan sebelumnya.

4. Prototyping

Langkah ini menjadi sesuatu yang penting karena kami mencoba mengubah ide yang didapatkan dari tim menjadi produk uji coba. Di tahap prototipe ini kami fokus pada kendala dan kekurangan prototype tersebut. Prototipe ini juga akan terus ditingkatkan, dirancang, diperbaiki sehingga mendekati hasil dari produk yang diinginkan.

5. Testing

Tahapan dalam proses design thinking selanjutnya adalah kami menguji prototype langsung kepada pengguna. Di tahap ini kami melihat bagaimana user berinteraksi dengan prototype dan mengumpulkan umpan balik berupa pengalaman mereka menggunakan prototype tersebut.

Dengan mengujinya kepada user, kami dapat mengetahui kekurangan dari produkmu tersebut. Ini adalah tahapan terakhir dari proses design thinking. Namun dalam praktiknya kelima tahapan dalam proses berpikir design thinking ini akan terus berulang. Hasil dari fase pengujian ini bisa digunakan untuk mendefinisikan masalah-masalah lainnya yang dihadapi pengguna.

Saya melakukan testing pada salah seorang pegawai BUMN berumur 25 Tahun dengan hasil sebagai berikut :

Gambar : Hasil interview bersama responden
  1. Untuk sensitive content, user mengerti dengan alur prototype yang telah dibuat, dan user merasa mudah dalam melakukan proses pembayaran
  2. Fitur berita perlu dilakukan pengembangan kembali agar user tidak kebingungan dalam melihat penyaluran dana yang telah di donasikan
  3. Fitur lovelist dan menu donasi daya sudah dimengerti oleh user dan merasa mudah dalam mengetahui riwayat donasi yang telah diberikan

Melalui single ease question (SEQ) terhadap keseluruhan fitur yang diuji oleh user, range penilaian yang diberikan oleh user adalah 6 / 7, dimana artinya user mengerti dan puas menggunakan fitur yang telah dilakukan improvement tersebut, namun ada beberapa bagian yang perlu dilakukan perbaikan seperti notifikasi pada penyaluran dana donasi bagi donatur. Donatur berharap akan mendapatkan notifikasi secara realtime pada setiap penggunaan dana donasi, agar terciptanya emosional antara penerima donasi dan donatur.

Kesimpulan

Dari UI/UX Case study yang saya lakukan dapat disimpulkan bahwa pada aplikasi kitabisa.com yang merupakan aplikasi penggalangan dana, donasi, saling jaga dan zakat dapat dlakukan improvement atau pengingkatan beberapa fitur sehingga user dapat menggunakan aplikasi dengan lebih mudah serta memungkinkan menambahkan beberapa fitur seperti sensitive content dimana bertujuan bagi user yang merasa tidak nyaman dengan adanya konten yang cukup tidak enak dilihat oleh mata seperti luka terbuka, kondisi yang parah serta lainnya

Rekomendasi Selanjutnya

Adapun fitur yang dapat dilaukan improvement adalah fitur penyaluran dana donasi bagi donator pada menu update donasi, sehingga donatur akan mendapatkan informasi relatime penyaluran donasi yang telah diberikan dengan mendapatkan notifikasi pada aplikasi kitabisa.com

Menambahkan fitur reminder donasi agar donatur dapat melakukan donasi secara rutin, sehingga campaign donasi dapat tercapai sebelum tenggat waktu apabila banyaknya donatur yang melakukan donasi

Terimakasih :)

Find me :

LinkedIn : https://www.linkedin.com/in/suciandika

Kaggle : https://www.kaggle.com/suciandika/kernel188255292c

Instagram : https://www.instagram.com/suciandika10/

--

--